Saturday, August 2, 2014

mendengarkan

kebetulan kemarin nonton Hitam Putih dimana bocah 4 tahun, Mas Bro, membacakan atau menghafal salah satu surat di Al Quran *lupa nama surat nya* yang ber-ayat banyak dan panjang.
menurut penjelasan ayah nya, Mas Bro (yang nama aslinya Ibrohim) bisa hafal surat karena setiap hari mendengarkan sang ayah mengajari si kakak yang terpaut 3-4 tahun dengannya. jadi Mas Bro hafal karena mendengarkan bukan karena melihat atau membaca. dan memang bocah ini belum bisa membaca baik itu huruf hijaiyah atau pun latin.

mendengarkan.... mengingatkan pada topik seminar orang tua tentang kesehatan telinga anak untuk menunjang proses belajarnya. Dokter pemateri menjelaskan bahwa mengajari dan membiasakan anak untuk mendengar dengan penuh perhatian itu penting untuk merangsang kecerdasan otak dan memorinya. karena dengan mendengar, anak akan memvisualisasikan/ membayangkan/ mengimajinasikan apa yang dia dengar dan memahami dengan cara kreatif nya sendiri (membentuk pola pembelajaran).
sayang hanya ikut separuh seminarnya, tapi make sense juga sih. ingat kan anak kecil diperdengarkan musik bahkan sejak dia di kandungan. bisa jadi juga bayi mengenali suara ibunya, sehingga senandungnya bisa membuatnya tenang.
seringkali anak atau kita bereaksi atau bertindak bukan karena memahami instruksi yang diberikan tapi karena melihat bagaimana instruksi diperagakan. saya sendiri juga lebih tertarik melihat gambar atau peragaan instruksi keselamatan pesawat daripada mendengarkan instruksi nya yang cepat dan bla bla.

enough theory, let me tell you about how I understand this matter with my real story of my own. ketika saya masih bocah umur 4-5 tahun, saya suka mendengarkan cerita lisan dari nenek yang mayoritas bertema anak yang durhaka atau surga-neraka. nenek juga mengajarkan lagu "'Lir Ilir", "Dondong opo salak" dan "Para sederek kula sedaya, jaler estri enom lan tuwa".
anyway benang merahnya dengan cerita Mas Bro diatas, nenek memperdengarkan, melafalkan dan mengajarkan saya untuk menghafal beberapa suat pendek dan doa yang saat itu saya bahkan tidak tahu itu doa apa. untuk mempermudah saya yang masih kecil dan belum bisa baca tulis, maka beliau menyebut nama doa tersebut sesuai kata pertama awal doa, misalnya "coba nenek mo denger 'Kabiraw..', bagusss... "Bismilahi..."? masih inget ga.... dst."

ketika saya TK B, berbeda dengan kakak yang sekolah di Hang Tuah AL, mama menyekolahkan saya di Muslimat NU. disini saya diperkenalkan cara sholat dan jadi tau bahwa "Kabiraw" dibaca di awal sholat dan "Attahiyatul" dibaca di tengah dan diakhir ketika duduk setelah sujud yang sebelumnya pas duduk bacanya "Rabighfirlii" *hahaha..... maklum anak umur 5 tahun*

begitu SD kelas 3 (umur 8 tahun) saya baru ngeh kalo doa yang diajarkan nenek itu punya nama, seperti: doa iftitah, bacaan I'tidal, duduk antara dua sujud, doa tahiyatul awal atau akhir, doa untuk orangtua, dll. ternyata nenek mengajarkan bacaan sholat.
seperti Mas Bro, jadi saya hafal karena mendengarkan. dan bukan karena membaca tulisannya.

seperti halnya lagu, lebih mudah mengingat liriknya karena mendengarkan melodi dan lirik yang dinyanyikan daripada menghafal karena membaca liriknya. ya ngga sih? *iya juga sih ya*

jadi tips parenting dan kesimpulan kali ini "bersih itu sebagian dari iman, maka jangan jorok dan rajinlah bersihin conge telinga anda" *hakakaka*

No comments: