Saturday, January 28, 2012

emas itu

saya tidak banyak mengerti tentang jual-beli emas. sejauh yang saya ingat tentang kegiatan ini adalah dulu ketika saya masih smp kelas 1, mama saya membujuk atau tepatnya meminta ijin saya agar dibolehkan menjual anting emas yang saya pakai selama bertahun-tahun. i was like: oh please just do it! i don't like this earing, i don't like it's colour... it's gold. saya tidak tahu apa sebabnya sejak dulu saya tidak menyukai warna emas kuning untuk perhiasan. jadi ketika mama meminta anting saya, betapa senang hati ini. *ha3x... dasar anak bego kali ya*. mama mengajak saya ke toko emas, dan disanalah saya melepas anting saya untuk kemudian ditimbang dan ditukar dengan uang.
saya masih ingat wajah mama saat itu, merasa bersalah dan tidak tega melihat telinga saya tanpa anting, namun merasa lega dengan uang hasil penjualan anting tadi *sepertinya saat itu harga jual emas sedang naik, dan keluarga kami butuh uang dapur*. saya yang memang tidak menyukai perhiasan saat itu malah berseri-seri tidak lagi menggunakan benda kuning itu. melihat wajah saya setidaknya mama pun terlihat terhibur.

di toko emas dekat pasar besar *kemungkinan toko yang sama dengan si anting* saat saya sma, saya mengantar mama membeli kalung emas yang... pokoknya modelnya bagus dan tidak norak dan sangat cocok dan baguuuusss sekali dipakai di leher mama. mama terlihat cantik memakainya. 
beberapa bulan kemudian, saya mengantar mama menjual kalung tersebut di toko yang sama. saya masih ingat wajah mama saat itu, pasrah karena saudara kami ada yang butuh meminjam uang. berat hati berpisah dengan si kalung karena modelnya bagus. berharap besar si kalung masih ada jika nanti beliau punya rejeki untuk membelinya kembali.

dalam suatu waktu yang lain beberapa bulan atau tahun setelahnya, mama mengajak saya ke toko emas *kemungkinan tempat yang sama*. mama melihat-lihat bagian kalung, saya tahu beliau mengharapkan si kalung masih ada... mengobati kekecewaannya, mama pun beralih ke cincin dan tersenyum puas melihat cincin emas bertatahkan permata yang modelnya sangat unik. seperti si kalung, seolah si cincin memang memilih untuk dimiliki mama, karena si cincin terlihat bagus di jari manis mama... dan mama pun terlihat cantik memakainya. seriously loh... si cincin saya pakai di jari saya terlihat biasa saja, tapi di jari mama si cincin terlihat hidup.
hampir setahun setelahnya, saya mengantar mama ke toko emas yang sama untuk menjual cincin unik tersebut. saya masih ingat wajah mama saat itu, sama dengan ketika kami berpisah dengan si kalung. saya tidak ingat kenapa mama harus menjual si cincin, tapi yang jelas saya pun juga sedih berpisah dengan si cincin.

moral dari kenangan ini adalah sebaiknya membeli emas perhiasan dengan model yang biasa-biasa saja, sehingga ketika tiba saat harus menjualnya kita tidak akan merasa sedih. lebih baik beli emas batangan LM saja. tapi beda jika memang tujuannya untuk dikoleksi loh, better ya yang modelnya unik-unik.
tapi however, in the future if i ever find si kalung dan si cincin itu... saya akan berusaha memilikinya. mungkin mama hanya mewarisi kenangan tentangnya... tapi saya harap semoga saya kelak bisa mewariskan si kalung dan si cincin ke anak perempuan saya, dan keduanya pun menjadi barang warisan turun-temurun di keluarga :D 

in those golds memories, i trust!
i love you mom 

No comments: